Memaafkan Diri #3



Kenapa saya memilih judul memaafkan diri hingga jadi beberapa bagian, karena saya masih mencoba untuk perlahan bangkit. Memutus rantai keluarga yang menimbun luka-luka batin dari perlakuan abusive di masa lalu. 

Sembari diiringi lagu Bunga Citra Lestari - kecewa dan segelas berdua kopi hitam di kamar. Saya kembali untuk larut dalam tulisan, mengutarakan segala kecamuk hati yang hari ini lumayan menguras tenaga. Sempat merasa bersalah pada tangan kanan karena telah melayangkan pukulan sekuat-kuatnya di tembok kamar, memar dan melepuh merah. Berkali - kali menghela napas dan berusaha mengatakan ribuan maaf pada diri sendiri. 

Pagi ini pertengkaran pecah kembali, saat pikiran dihimpit tugas yang dikejar deadline, namun orang terdekat justru bersikap bodo amat. Sudah dengan keadaan butuh dukungan, tetapi semakin dihujani rundungan. Tangis saya pecah seperti biasanya, pintu dikunci rapat, lampu dimatikan, tapi kali ini saya mulai meredam untuk tidak memecahkan atau melempari barang-barang  di kamar. Kalimat demi kalimat merusak pedalamanku, kata demi kata banding membandingkan dengan kuat menghujam lubuk hati. Teriakan paling keraspun keluar dengan sendirinya, isak demi isak tangis terus menderu. 

Saya mulai larut dalam sedu sedan yang dalam, keinginan untuk menyakiti diri sendiri secara beruntun datang. Apalagi segala rekam luka-luka di masa lalu juga kembali diputar. Kemarahan itu akhirnya memuncak hingga timbul rasa sesak di dada, membuat mata kering dan teringat pada mereka yang senantiasa mengirimkan pelukan hangat. Kamar ini selalu jadi saksi kapan terakhir kali kepalan tanganku mendarat di pintu kamar, ataupun tembok kerasnya. Tulisan di toples emosiku sudah mulai penuh, coretan demi coretan tersimpan rapi disana. Chat emosi di whatsapp juga diwarnai tulisan bernada kecewa, dan teriakan yang berusaha diredam.

Memutuskan untuk menulis dan berbagi adalah salah satu jalan dari self healing, wahai diri maaf telah melibatkan jiwa dan fisik hingga selelah ini. Maaf telah menciderai hati dan juga meninggalkan luka-luka fisik. Maaf tangan, telah membuatmu terluka juga. Sebentar lagi saat semuanya benar-benar siap untuk mengambil jarak, kita akan berdua bergenggaman di sebuah jalan yang kita inginkan. Tanpa ada oranglain yang berhak menghalangi mimpi-mimpimu atau bahkan usahamu. Esok pasti akan ada suatu pagi tanpa kalimat-kalimat yang merisakmu, dan juga tak akan ada lagi teriakan-teriakan yang merusak perasaanmu. Yakinlah, kita bisa lewati berdua. 

Dear ana, sekali lagi maaf. Suatu saat saya akan membawamu di keadaan yang lebih baik. Jangan menyerah dulu. Takdir sedang memproses kita. Salam hangat untuk diri, malam ini kita akan memeluk kehampaan dengan romantis. 

You Might Also Like

2 komentar

  1. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus
  2. ayo segera bergabung dengan saya di D3W4PK
    hanya dengan minimal deposit 10.000 kalian bisa menangkan uang jutaan rupiah
    ditunggu apa lagi ayo segera bergabung, dan di coba keberuntungannya
    untuk info lebih jelas silahkan di add Whatshapp : +8558778142
    terimakasih ya waktunya ^.^

    BalasHapus

Tentang Batas Teduh di Kota Malang

Photo By IG @anaafitt Sabtu (27/7) berkesempatan untuk mampir dan melipir ke salah satu kafe di Malang. Namanya cukup unik memang, pe...